Hidup. Hanya 5
huruf tapi artinya selamanya. Katanya hidup itu bergantung pada orang lain,
tapi kataku hidup itu intinya pada diri sendiri. Katanya hidup itu punya rasa
berbagai rupa, tapi kataku hidup itu hanya punya satu rasa, pahit. Mengapa?
Mengapa pahit? Karena fitrahnya, manusia selalu lebih merasakan kesulitan
daripada kemudahannya pada apapun. Juga, manusia selalu lebih banyak mengeluh
daripada bersyukur. Tapi, tanpa rasa pahit itu juga, manusia tidak akan pernah
merasakan manis. Tanpa masalah tidak ada namanya bahagia.
Hidup tidak seindah
film dan drama. Yang sehabis saling buka hati, sama sama saling menerima. Yang
sehabis menyatakan sesuatu, perasaan jadi lega. Yang sehabis berderai air mata
lalu berganti menjadi kebahagiaan tanpa akhir.
Yang walaupun berpisah, nantinya
akan bertemu kembali.
Hidup tidak semanis
novel romantis, yang disetiap kesahnya selalu ada genggaman penenang dan
pelukan hangat yang setia mengiringi.
Hidup seperti lubang
kecil dikain putih. Yang kalau tidak cermat, akan terlewati. Tidak akan tampak.
Hidup seperti tembok bata, yang tampak kokoh tapi pasti terkikis juga. Seperti
hati, yang walau terkikis, kenangannya akan terpatri.
Hati itu perantara.
Perantara antara cinta dan hidup. Tiada cinta kalau tidak ada hidup. Tidak
hidup kalau tidak ada cinta. Tidak ada cinta tanpa hidup. Dan tidak ada hidup
tanpa cinta.
"Ini tulisan
gue? Kenapa semiris ini sih kayanya hidup gue?"
Termenung. Habis
melontarkan kata seperti itu terlalu banyak yang berkecamuk dikepala.
Zzzrt
1 message
"Sya, hidup lo
punya corak unik kalo dituangin kenovel. Toh daridulu lo udah menang kejuaraan
nulis kan. Jangan lupa ucapan thanks to nya nyantumin gue ya"
Gue hanya tersenyum
membaca message dari temenbaik gue...
Gue...gue langsung
berpikir sehabis pulang tadi. Apa gue ngelakuin hal yang bener? Gue. Seorang
cewe. Menghampiri lu duluan. Mengumpulkan keberanian setengah mati. Hanya untuk
mengulurkan tangan.
Dear kawan,
terutama kamu
Wanita itu
fitrahnya pasif. Menunggu untuk kamu yang bertindak duluan. Tapi kalau kamu
ternyata lebih pasif lagi? Apa yang baiknya aku lakuin?
Pernah ga kamu
terpikir buat mengulurkan tangan langsung didepan aku kaya tadi siang? Tanpa
perantara apapun. Seperti pesan teknologi.
Engga ko. Aku
gaakan jawab pertanyaan aku sendiri. Biar aja hati kamu yang jawab.
Kamu takut karena
aku diemin kamu?
Aku bukan diemin
kamu. Aku menunggu. Menunggu kamu yang memulai. Padahal aku kamu sama sama tau,
aku bisa memulai duluan. Tapi. Sekuat kuatnya aku, sesering seringnya aku
terluka, bukan berarti aku kebal. Mungkin kebal dari jatuh. Tapi engga dari
sakit. Dari luka. Aku masih cewe, yang fitrahnya pasif. Menunggu. Tapi aku
gapernah dapetin hasil dari aku menunggu itu. Dari kamu. Yang sudah menapaki
disudut hati sebagai sahabat.
Untuk sejenak aku
menyalahi diri sendiri. Mungkin kata lainnya menyesal? Buat tindakan tadi
siang. Yang setelah aku kaya gitu, aku gadapet respon yang sebanding dari
pengorbanan yang dibutuhin. Omongan aku yang tadi kebukti kan?
Tapi itu hasrat aja
buat ngebenci kamu. Bukan dari hati. Yang dari hati.....
Kalo aku gaakan
pernah nyesel ngulurin tangan duluan kekamu. Karena untuk ngubah persahabatan
aku bakal ngelakuin apapun.
Yang walaupun kamu
nganggep aku angin lewat sebagai penyejuk hati sehabis itu ditinggalkan. Yang
walaupun posisi aku selalu memberi. Yang walaupun kamu gapernah inget aku
sebagai suatu hal. Yang walaupun kamu gapernah kangen aku? Aku ngelakuin semua
hal tadi dengan sebaliknya...dan gaakan pernah nyesel sampe kapanpun.
Mungkin karena
sebentar lagi kita bakal berpisah. Aku cuma mau ngasih tau aja. Kalo ini pesen
terakhir aku. Eh, kesan. Unek unek mungkin? ;)
Makasih udah jadi
pelangi hidup aku. Udah mau nyempetin ngisi hidup aku.
Kalau nanti kita ga
ketemu lagi, gaada kok yang namanya mantan sahabat.
Semoga kamu baca.
Terlalu berat buat nyurahin semua ini lewat verbal. Sekali lagi makasih;)
Buat kamu. Yang
bisa meruntuhkan pertahanan aku sebagai wanita kuat, tapi dihadapan kamu
menjadi begitu lemah.
Dari aku. Yang
terbuka tapi terpenjara. Karena aku sendiri belum bisa ngerti apa maunya hati
aku. Dan yang ngerti aku itu kamu, tapi aku masih belum mau tau tentang kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar